Setelah penantian 32 tahun lamanya Timnas Indonesia akhirnya kembali membawa pulang medali emas SEA Games. Kepastian itu didapat setelah skuad asuhan Indra Sjafri setelah mengalahkan rival abadi, Thailand dengan skor, 5-2. Meski begitu, kemenangan Indonesia diwarnai insiden-insiden memalukan dan kontroversi. Salah satunya gol kedua Ramadhan Sananta di laga tersebut.
Di babak pertama, Timnas Indonesia sudah berhasil unggul atas Thailand. Tak tanggung-tanggung, Garuda Nusantara unggul 2-0 berkat sepasang gol dari Ramadhan Sananta. Namun gol kedua Sananta menjadi kontroversi. Banyak yang mempertanyakan keabsahan gol tersebut.
Namun menurut The Law of the Game gol Sananta itu sah. Dengan disahkannya gol tersebut, Sananta tercatat sebagai top skor SEA Games 2023 dengan torehan lima gol. Ia jadi salah satu pemain paling berpengaruh di kompetisi tersebut. Padahal, dua tahun lalu ia hanya seorang bocah yang bermain di Liga 3 Indonesia.
Muncul di Persikabo
Nasib orang tidak ada yang tahu. Mungkin itu jadi kalimat yang tepat untuk menggambarkan betapa cepat lonjakan karir yang dialami seorang Ramadhan Sananta. Dua tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 2021, pemain bernama lengkap Muhammad Ramadhan Sananta ini masih bermain di Liga 3 bersama PS Harjuna Putra. Namun, kini ia jadi pahlawan tim nasional Indonesia.
Penampilan Sananta yang terhitung produktif dengan torehan 9 gol dari 12 laga membuat dirinya dilirik oleh salah satu klub Liga 1, Persikabo. Akhirnya Sananta direkrut untuk menambah amunisi lini depan Laskar Padjajaran di putaran kedua Liga Indonesia musim 2021/22.
Sayangnya, Sananta yang kala itu masih berusia 18 tahun tak banyak mendapat kesempatan di skuad utama. Ia kalah saing dari striker asing macam Aleksandar Rakic dan seniornya di Timnas Indonesia, Dimas Drajad yang kala itu memang sedang moncer.
Sananta hanya mengantongi empat penampilan tanpa mencetak satu gol pun bersama Laskar Padjajaran. Meski minim jam terbang, potensinya tetap menarik perhatian beberapa klub lokal termasuk PSM Makassar. Alhasil, ia bergabung dengan Juku Eja untuk mengarungi Liga 1 musim 2022/23.
Bersinar di PSM Makassar
Bergabung dengan klub sekaliber PSM Makassar jadi lonjakan karir yang luar biasa bagi Ramadhan Sananta. Bersama klub kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan itu, Sananta mulai menemukan sentuhan terbaiknya. Ia bahkan mampu bersaing dengan beberapa bomber asing yang menghiasi skuad Bernardo Tavares.
Ditangani pelatih yang memang menggemari pemain-pemain muda, Sananta mendapat banyak kesempatan dan itu tak pernah disia-siakan. Ia bahkan sempat diberi kesempatan untuk merasakan mentas di panggung Asia saat PSM masih berlaga di AFC Cup di usianya yang baru menginjak 20 tahun.
Meski tak selalu menjadi pilihan utama di skuad Juku Eja, Ramadhan Sananta selalu membayar kepercayaan yang diberikan dengan sebuah performa yang menawan. Dari 24 pertandingan yang ia mainkan, Sananta mengemas 11 gol di Liga Indonesia.
Itu menjadikan namanya sebagai pencetak gol terbanyak PSM bersama Wiljan Pluim. Tak sampai di situ saja, performa apiknya juga berperan penting dalam mengantarkan skuad Ayam Jantan dari Timur juara Liga Indonesia musim 2022/23.
Jawaban dari Kelangkaan Striker Lokal
Kegemilangannya di PSM pun mengantarkan Ramadhan Sananta menuju skuad Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong. Kala itu, pelatih asal Korea Selatan tersebut sedang kesulitan mencari striker lokal jempolan. Sananta diharapkan jadi pembeda ketika diberi kesempatan nantinya.
Shin Tae-yong menggemari cara bermain dari pemain kelahiran Daik, Kepulauan Riau ini. Meski berposisi sebagai striker tengah, Sananta tak sungkan turun ke tengah untuk menjemput bola atau sekadar memberikan tekanan kepada pemain lawan. Posturnya yang tinggi pun membantu saat menghadapi berbagai duel di area pertahanan musuh.
Ia langsung menjalani debut di Timnas Senior saat Indonesia menjamu Curacao di laga uji coba September tahun 2022. Meski hanya bermain sebentar, penampilannya sudah membuat Shin Tae-yong puas.
Sananta pun kembali di bawa Coach Shin ke ajang Piala AFF 2022. Sayangnya, ia tak jadi pilihan utama di skuad tim nasional saat itu. Shin Tae-yong masih mempercayakan lini depan Indonesia kepada Ilija Spasojevic dan Dendy Sulistyawan.
Penyerang PSM Makassar itu hanya dimainkan ketika Indonesia berhasil menggunduli Brunei Darussalam dengan skor 7-0. Meski hanya bermain selama 27 menit, Sananta berhasil menyumbangkan satu gol di laga tersebut.
Pahlawan di SEA Games
Meski kesulitan menembus skuad utama di timnas senior, Indra Sjafri yang ditunjuk menukangi Timnas Indonesia U-22 di SEA Games Kamboja memanggil Sananta untuk mengisi pos lini serang. Penampilan Sananta benar-benar tak mengecewakan.
Meski gagal mencetak gol di laga pembuka kontra Filipina, Sananta membuktikan diri di laga kedua melawan Myanmar. Ia mencetak dua gol sekaligus di laga tersebut. Dua golnya itu melengkapi kemenangan 5-0 Garuda Nusantara atas skuad asuhan Michael Feichtenbeiner.
Momentum tersebut berlanjut di pertandingan ketiga. Sananta kembali mencetak satu gol saat Indonesia menang 3-0 atas Timor Leste. Di babak semifinal, Sananta kembali bermain sebagai starter. Namun mantan punggawa Persikabo itu gagal mencetak gol saat timnya menang dramatis 3-2 atas Vietnam.
Hari penebusan dosa Sananta pun hadir di laga final. Ia berhasil memborong dua gol di partai pamungkas saat Skuad Garuda menang 5-2 atas tim Gajah Perang. Tak hanya itu, tambahan dua gol membuat Sananta menyandang gelar top skor SEA Games 2023 dengan raihan lima gol.
Merantaulah Sananta!
Usai membawa Timnas Indonesia mengukir sejarah, Sananta harus fokus memikirkan masa depannya. Per 23 Maret 2023, Sananta berstatus bebas transfer. PSM belum ada gelagat untuk memperpanjang kontrak pemain berusia 20 tahun ini. Begitupun Sananta yang menunda negosiasi dengan klub hingga ajang SEA Games usai.
Keputusannya menunda perpanjangan kontrak tampaknya tepat. Usai tampil menawan di SEA Games, harga pasarnya terus naik dan namanya jadi pembicaraan di kalangan klub papan atas Liga Indonesia. Kabarnya, apabila PSM enggan mempertahankan sang pemain, Persis Solo dan Persija Jakarta jadi yang terdepan untuk mengamankan jasa Sananta.
Namun, melihat kemampuan, pengalaman, dan usia yang masih sangat muda, Sananta sepatutnya meniru jejak kompatriotnya, yakni Marselino Ferdinan untuk berkarir di luar negeri.
Kita bisa lihat peningkatan kualitas sang pemain setelah beberapa bulan saja berkarir di Belgia. Toh, Sananta juga berada dalam naungan Gabriel Budi, super agent yang mengorbitkan Asnawi Mangkualam ke Ansan Greeners beberapa tahun lalu. Jadi, bermain di luar negeri tampaknya bukan suatu hal yang sulit bagi seorang Ramadhan Sananta.
Sumber: Goal, Transfermarkt, Tribun, Bola.net, Bola.com, Fandom