Musim baru Liga Satu Indonesia telah dimulai. Para klub bersolek dengan caranya masing-masing. Tak luput juga di musim baru ini, para kontestan juga harus memenuhi beberapa regulasi baru dari operator liga.
Salah satunya regulasi pemain asing yang baru. Dimana penggunaan satu pemain Asia Tenggara membuat klub ramai berbondong-bondong mencari kuota pemain tersebut. Namun apa yang terjadi? Ternyata para pemain Filipina lah yang laris manis mendominasi Liga 1 musim ini. Kok bisa?
Menurutmu faktor apa yang membuat banyak pemain Filipina bermain di @Liga1Match musim ini? 🤔
Dan juga bagaimana kamu melihat beberapa pemain tersebut yang telah lakukan debut di pekan kemarin? 🇵🇭
_______________________#filipina #liga1indonesia #foreign #asing #asean… pic.twitter.com/pQz3Zm02T6
— Transfermarkt Indonesia (@TMidn_news) July 6, 2023
Regulasi Baru PSSI
Ya, semua itu terjadi memang berkat regulasi baru yang ditetapkan PT LIB dan PSSI musim ini dengan kuota lima pemain asing plus satu pemain asing dari Asia Tenggara. Berbeda dengan musim lalu, kuotanya adalah tiga pemain asing, plus satu pemain asing dari Asia.
Sudah tahu regulasi baru Liga 1 musim 2023/24?
Misal, wajib memainkan minimal satu pemain U-23 selama 45 menit dan penambahan kuota pemain asing menjadi enam orang. pic.twitter.com/hBMJZnzlM9
— PanditFootball.com (@panditfootball) May 28, 2023
Dalam diskusi bertema “Untung rugi format baru kompetisi” di Jakarta, mantan Menpora kita yang terhormat, Zainudin Amali mengungkap latar belakang diberlakukannya satu slot untuk pemain Asia Tenggara di Liga 1.
Amali mengatakan, awalnya ide itu datang dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir supaya Liga Indonesia semakin banyak ditonton oleh masyarakat Asia Tenggara. Dari hak siar televisi di Asia Tenggara juga diharapkan mendapat pengaruh.
Menurut Amali, regulasi tersebut tidak hanya dilakukan di Liga Indonesia saja. Liga Thailand juga sudah mewajibkan tiga pemain asingnya dari Asia Tenggara. Liga Malaysia juga sama, harus merekrut satu pemain dari Asia Tenggara. Selain itu, momentum Indonesia jadi juara Sea Games juga merupakan pemantik. Tak dipungkiri nama Indonesia kini sedang harum-harumnya di mata sepakbola Asia Tenggara.
Mengulang Masa Lalu
Dengan adanya regulasi pemain Asia Tenggara ini, mengingatkan pecinta sepakbola lokal tentang kiprah para legiun asing Asia Tenggara yang merumput di Liga Indonesia. Sebut saja dulu ada David Lee dan Fandi Ahmad yang pernah gabung Niac Mitra.
Gol Niac Mitra di cetak Fandi Ahmad mnt 37 dan di tutup gol Joko Malis pd mnt 85. pic.twitter.com/Ihf0Sbal
— Zaenudin Firdaus (@Abangdaus_) June 26, 2012
Ada juga eksodus besar-besaran para bintang Singapura macam Precious Emuejeraye, Baihakki Khaizan, Fahrudin Mustafic, Muhammad Ridhuan, hingga Noh Alam Shah. Tak hanya Singapura, dulu Persib juga pernah punya kiper dari Thailand, Kosin Hattairatanakool. Pelita Jaya dulu tak ketinggalan, mereka pernah mengontrak bintang Malaysia, Safee Sali.
Safee Sali has hung up his boots after a sterling career in Malaysia and Indonesia
Here, he is pictured playing for Pelita Jaya against Sriwijaya in the ISL pic.twitter.com/m1QIOVT2uu
— Jakarta Casual (@JakartaCasual) February 21, 2023
Dampak Pemain Asia Tenggara Di Liga Indonesia
Lalu apa dampaknya? Apakah hanya jadi pelengkap saja? Faktanya selama ini tak hanya jadi pelengkap. Lihat saja fenomena ketika Muhammad Ridhuan dan Noh Alam Shah berjaya menjadi bintang yang mengantarkan Arema Indonesia juara Liga.
Hbd AREMA . Jaman duet M Ridhuan dan Along paling terkenang. Pengen banget Magetan kultur sepakbolanya bangkit. pic.twitter.com/TSiN3POWiw
— 𝚒𝚍𝚑𝚊𝚖 (@dhamaiputranto) August 11, 2020
Begitupun di beberapa musim terakhir. Sebelum adanya regulasi pemain ASEAN ini, Persib dan Barito sudah dihuni pemain seperti Daisuke Sato dan Mike Ott. Menurut pemilik Barito, Hasnuryadi Sulaiman keberadaan Mike Ott justru sangat penting bagi tim. Maka dari itu, Ott diperpanjang kontraknya musim ini bukan hanya karena kuota Asean, tapi juga performa.
WOWWW!! Kapten Timnas Filipina, Mike Ott resmi diperkenalkan oleh Barito Putera.
Pemain The Azkals kedua pada BRI Liga 1 musim ini.
Inget, Mike Ott sama Manny Ott (abangnya) beda ya 😁 pic.twitter.com/D5oBWxYx0L
— GARAGARABOLA (@garagarabola_) August 4, 2022
Begitupun Daisuke Sato, bek sayap Persib itu disukai etos kerjanya oleh Luis Milla. Menurut Rachmat Irianto, kedatangan Daisuke Sato justru memantik daya saing. Jadi, para pemain lokal di Persib harus kerja lebih keras lagi untuk bersaing.
Daisuke Caumanday Sato 🇵🇭 #PERSIB pic.twitter.com/v8qxsecKzM
— PERSIB (@persib) December 24, 2022
Jika menurut komentator sepakbola Bung Kusnaeni, justru transfer knowledge dan pengalaman antarpemain serumpun akan jadi salah satu dampak yang menguntungkan. Menurutnya, selain hak siar dan penonton Asean yang bertambah, untuk para scouting tim juga bisa banyak belajar menemukan bintang Asean yang pas bagi timnya.
Pemain Filipina Kualitas Eropa
Di musim ini, ada fenomena baru yakni maraknya para pemain dari Filipina yang merumput di Liga Indonesia. Melihat fenomena ini justru memunculkan pertanyaan baru, kenapa Filipina?
Pemain Filipina di Liga 1 Bisa Bikin Satu Tim Sendirihttps://t.co/NE3ld67VHw
— Football5star (@Football5star) July 11, 2023
Yang pertama adalah mereka keturunan Eropa. Ya, legiun asing Filipina yang merumput di Liga 1 musim ini didominasi oleh para pemain naturalisasi dari Eropa. Jadi, tim di Liga 1 selain bisa memenuhi kuota regulasi soal pemain ASEAN, juga bisa mendapatkan pemain dengan kualitas dan fisiknya mirip pemain Eropa.
Beberapa dari pemain Filipina ini juga pernah merasakan atmosfer Liga Eropa, lho. Seperti Kike Linares bek baru PSM Makassar yang sempat bermain di Liga Spanyol kasta Segunda bersama Ud Montijo.
‼️FICHAJE‼️
Nueva incorporación para nuestro equipo senior, se trata del central gaditano Kike Linares, defensa de 21 años, contundente y de gran físico , jugó la temporada pasada en el UD Montijo de la Tercera División Extremeña.
Bienvenido y a disfrutar!!! pic.twitter.com/dyAEk2I121— UdSanPedro (@UdSanPedro) August 12, 2020
Ada juga pemain baru Barito, Carli De Murga yang pernah bermain bersama Cadiz FC di usia muda. Bek baru Persita, Christian Rontini juga pernah merumput di Serie D Liga Italia bersama Sangiovannese.
Sangiovannese, Rontini vicino al trasferimento nella Serie A filippina: “Non ho potuto fare altro che dire di sì”. https://t.co/KsbXWnzah3 pic.twitter.com/mNxo4iJuOX
— sportvaldarno (@sportvaldarno) December 29, 2019
Harga Miring
Sudah kualitas Eropa harganya miring pula. Ya, masalah harga pasaran para pemain Filipina yang terjangkau juga jadi faktor kenapa tim-tim di Liga 1 merekrutnya. Lihat saja Kike Linares yang harga pasarnya menurut Transfermarkt hanya Rp2,17 miliar saja. Kemudian Christina Rontini yang hanya Rp1,1 miliar. Begitupun Carli De Murga yang hanya Rp1,74 miliar.
🚨 OFFICIAL 🚨
🇵🇭🇪🇸Carli de Murga (34/DF) resmi gabung Barito Putera untuk musim 2023/24.
Sebelumnya, Carli de Murga bermain untuk klub Malaysia, 🇲🇾Kelantan FC. https://t.co/zM7i66zrJz pic.twitter.com/5nYJAGwhPy
— 🇮🇩Liga1 2023/24 Still Need Foreign Refs!! (@Indostransfer) June 11, 2023
Harga pasaran para pemain Filipina itu jika dibandingkan dengan para bintang lokal pun, masih berbeda jauh. Misal saja Ricky Kambuaya. Gelandang timnas yang baru saja pindah dari Persib ke Dewa United harga pasarannya menurut Transfermarkt mencapai Rp4,78 miliar.
Pulang Kampung? No, Ricky Kambuaya menuju Dewa United.
— GARAGARABOLA (@garagarabola_) July 6, 2023
Berlabel Timnas dan Masih Muda
Selain harga miring dan kualitas fisik yang mirip pemain Eropa, faktor bintang timnas dan usia juga jadi pengaruh. Ya, para pemain Filipina yang merumput di Liga 1 musim ini sebagian besar adalah bintang timnas Filipina.
Mereka adalah Kike Linares, Christian Rontini, Mike Ott, Daisuke Sato, Carli De Murga, dan Dylan De Bruycker. Sementara itu, Simon Lyngbo bek baru Persik, Anthony Pinthus kiper baru PSS, dan juga Kenshiro Daniels striker RANS pernah menjadi pemain timnas Filipina di Piala AFF 2022 lalu. Mereka bahkan pernah bertemu Timnas Indonesia ketika Filipina kalah 1-2 di Rizal Memorial Stadium.
Pinthus menjadi kiper utama Filipina pada AFF 2022 lalu.
Pemain keturunan Swiss ini bahkan bermain melawan Indonesia di babak grup.
Saat itu The Azkals harus rela dikalahkan Tim Garuda Merah-Putih 2-1 di Manila. pic.twitter.com/0fd96TScqT
— GARAGARABOLA (@garagarabola_) April 30, 2023
Selain berlabel timnas, rata-rata usia mereka juga terbilang tak terlalu tua. Dari total 11 pemain Filipina yang merumput di Liga 1 musim ini, hanya dua orang yang menyentuh usia 30 tahun. Mereka adalah Carli De Murga (34 tahun) dan Diego Bardanca (30 tahun) bek baru Persis Solo. Selebihnya, rata-rata usianya di bawah 30 tahun.
Apakah Mereka Bisa Sukses?
Dari beberapa pemain Filipina tersebut, apakah mereka bisa sukses di Liga Indonesia? Kalau melihat track record-nya, para pemain Filipina yang merumput di Liga Indonesia sebenarnya tidak terlalu baik, bahkan cenderung memiliki rapor buruk.
Sebagai contoh ada Jason De Jong yang gagal karena sikap indisiplinernya kala membela Persiba Balikpapan di 2011 lalu. Ada juga Omid Nazari yang hanya ciptakan satu gol saja dalam 20 penampilannya selama berbaju Maung Bandung.
Gelandang klub Filipina United City FC, Omid Nazari, enggan memberikan janji bakal kembali ke Persib Bandung di masa mendatang, meski selama beberapa bulan dirinya mendapatkan kesan yang sulit dilupakan.https://t.co/Z3d5EXDukM
— GOAL Indonesia (@GOAL_ID) March 22, 2021
Namun, kini dengan gol perdana dari Christian Rontini di pekan kedua antara Persita vs PSIS, membuat optimisme tersendiri bagi kiprah para legiun asing Filipina di Liga 1. Daisuke Sato dan Mike Ott buktinya juga sudah bertahan sejak musim lalu. Bisa dikatakan ada bagusnya juga klub-klub Liga 1 merekrut para pemain dari Filipina.
Flash Interview dengan Christian Rontini, usai mencetak gol debut dan membawa Persita meraih kemenangan atas PSIS Semarang ⚡
———
Our City. Our Rules. Our Legacy.
———#53IZETHEGLORY #Persita #PersitaTangerang #PersitaAbadi pic.twitter.com/K0SRfdBiZg— Persita Tangerang (@Persitajuara) July 11, 2023
Sumber Referensi : indosport, skor, bolatimes, liputan6, kaltimpost, bolanusantara