Berita Bola Terkini

Situs Berita Bola Terkini

Melaporkan Timnya Sendiri dan Akhirnya Terancam Pengurangan Poin

Musim 2023/24 Liga Primer Inggris akan segera dimulai. Eh, tidak, bisa jadi ketika kamu menonton video ini, Liga Primer Inggris sudah mulai ditekan pedal gasnya. Namun begitu, klub seperti Chelsea yang musim lalu tampil sangat buruk masih mengoleksi masalah yang sampai naskah untuk video ini dibuat belum tuntas.

The Blues belakangan ini dihantam berbagai masalah. Mereka harus berurusan dengan otoritas sepak bola Premier League. Chelsea diduga telah melakukan pelanggaran finansial. Ada kecurigaan yang muncul dan otoritas Premier League mulai melakukan penyelidikan.

Jika terbukti bersalah, Chelsea bisa saja dihukum pengurangan poin seperti apa yang pernah ditimpa oleh Juventus. Lucunya, kasus yang menimpa Chelsea ini adalah akibat dari laporan pemiliknya sendiri, Todd Boehly. Kok bisa Boehly melaporkan sendiri klubnya? 

Munculnya Polemik

Masalah yang menimpa Chelsea ini mulai muncul semenjak kandasnya era Roman Abramovich. Kita tahu invasi Rusia ke Ukraina beberapa waktu yang lalu berbuntut ke banyak hal. Salah satunya aset Roman Abramovich yang dibekukan. Sampai-sampai Abramovich pun harus melepas Chelsea yang sudah diasuhnya seperti anak sendiri.

Chelsea pun dibeli oleh pengusaha asal Amerika Serikat. Todd Boehly dan Clearlake Capital mengambil alih klub yang bermarkas di Stamford Bridge itu. Setelah diakuisisi Todd Boehly, Chelsea pun banyak mengalami perubahan. Apalagi di musim lalu, di mana Boehly mendatangkan tak sedikit pemain baru.

Satu musim sudah dilalui Chelsea bersama pemilik baru. Hasilnya memang sangat mengecewakan. The Blues harus terdamprat dari zona Eropa. Mereka bahkan terpelanting dari 10 besar Liga Inggris. Nah, jelang musim 2023/24, setelah melakukan aktivitas transfer sederas arus sungai, Chelsea diduga melakukan pelanggaran Financial Fair Play.

Chelsea Melapor ke UEFA

Demi mendukung penyelidikan, Chelsea kemudian menyerahkan laporan keuangannya. Namun di sana ditemukan laporan yang tidak lengkap, yaitu dari tahun 2012 sampai 2019, tepatnya ketika Chelsea dipimpin oleh Roman Abramovich. Dari sana lalu UEFA menemukan bukti pelanggaran finansial.

Pada Juli 2023 lalu, Chelsea harus menerima hukuman berupa denda sebesar 8,6 juta poundsterling atau sekitar Rp166 miliar. Chelsea yang musim ini tidak bermain di kompetisi Eropa apa pun, tidak mendapat sanksi tambahan.

Dalam laporannya, Club Financial Control Body (CFCB) atau bagian yang mengawasi penerapan Peraturan Perizinan dan Keberlanjutan Keuangan Klub UEFA mendakwa bahwa Chelsea melanggar peraturan UEFA Club Licensing dan Financial Fair Play sebagai buntut dari penyampaian laporan keuangan yang tidak lengkap.

UEFA juga memberi kredit khusus pada pemilik baru Chelsea karena jujur dalam melaporkan kejanggalan setelah mengambil alih klub. Meski sebetulnya penyelidikan UEFA akan merugikan Chelsea itu sendiri. Di berbagai laporan kabarnya Todd Boehly justru lega setelah Chelsea didenda oleh UEFA.

Dilansir BBC, Ketua Eksekutif Premier League, Richard Masters mengatakan bahwa pemilik Chelsea sendiri yang proaktif dalam melaporkan keuangan mereka. Pihaknya juga terbuka tentang masalah yang menimpa Chelsea. Namun, kasusnya tidak berhenti sampai di situ.

Penyelidikan Lanjutan

Oleh karena Boehly dan Clearlake Capital melaporkan kejanggalan pemilik sebelumnya, Chelsea mau tidak mau kini harus menjadi objek penyelidikan, terutama oleh Premier League. Apalagi otoritas Liga Premier Inggris itu juga sedang gencar dalam mengevaluasi pembiayaan klub.

Klub lain seperti Manchester City dan Everton juga sedang dalam penyelidikan kasus serupa. Setelah mendapat denda, Premier League juga akhirnya turut melakukan investigasi lebih lanjut soal kasus ini. Kasus yang melibatkan Chelsea era Roman Abramovich. Oleh karena itu penelusuran pun diperluas.

Bruce Buck dan Marina Granovskaia yang sebelumnya juga bekerja dengan Abramovich turut diinvestigasi. Menurut laporan surat kabar The Times sebagaimana dikutip ESPN, penyelidikan pembayaran jutaan pounds untuk perusahaan di luar negeri yang dirahasiakan.

Singkatnya, ada pengeluaran yang tidak tercatat. Dan itu kabarnya melibatkan sekitar enam perusahaan ‘siluman’ yang diyakini berasal dari Rusia. Menurut surat kabar Denmark, Politiken yang juga menjadi dokumen Football Leaks, angkanya memang tidak banyak, hanya 650 ribu poundsterling (Rp12,5 miliar).

Akhir tahun lalu pula, co-owner Chelsea yang baru, Behdad Eghbali sudah terang-terangan mengumbar kalau kepemilikan Chelsea era Abramovich problematik. Menurutnya, Abramovich menyimpan rahasia dalam pengelolaan keuangan.

“Chelsea (sebelumnya) tidak dikelola dengan benar dalam segi sepak bola maupun urusan eksternal seperti sponsor dan promosi,” kata Eghbali ketika diwawancarai Sportico.

Terancam Pengurangan Poin

Akibatnya, selain hukuman denda, Chelsea juga terancam pengurangan poin. Kabarnya sebelum Premier League dimulai, The Blues sudah harus menghadapi hukuman pengurangan poin. Namun, karena masih dalam proses investigasi, bisa jadi hukuman pengurangan poin akan diterima Chelsea di pertengahan musim atau ketika Premier League sedang bergulir.

Dengan kata lain, laporan jujur yang dilakukan Todd Boehly ke Premier League dan UEFA justru berdampak pada keberlangsungan klubnya sendiri. Memang, apa yang dilakukan Todd Boehly dan jajarannya benar, bahkan sangat tepat sesuai peraturan UEFA.

Alasan Pelaporan

Namun, dengan melaporkan sendiri masalah yang terjadi dalam klub yang kini, suka tidak suka sebenarnya dikelola oleh dia sendiri, maka ini menjadi semacam komedi. Tapi apa sebetulnya yang mendasari Todd Boehly dan jajarannya melapor masalah keuangan klub ke Premier League dan UEFA?

Tidak ada alasan khusus yang bisa menjawabnya. Namun, secara normatif, pihak Todd Boehly menyampaikan melalui pernyataan resmi Chelsea, bahwa pelaporan ini terkait dengan prinsip yang dipegang teguh perusahaan yang mengakuisisi Chelsea. Todd Boehly bersama konsorsium Clearlake Capital memegang prinsip kepatuhan penuh terhadap regulasi dan transparansi dengan regulatornya.

Perusahaan yang menguasai Chelsea juga ingin menjalin hubungan dengan UEFA. Oleh karena itu, mereka transparan dalam laporan keuangan. Tapi apakah benar Clearlake dan Boehly bersama para cecunguknya benar-benar ingin transparan? Kita tidak bisa membaca maksud seseorang.

Namun, saat pertama kali memimpin Chelsea, Todd Boehly punya keinginan untuk bersih-bersih antek Roman Abramovich di tubuh Chelsea. Lihatlah bagaimana bos besar yang satu ini menyingkirkan Marina Granovskaia, Petr Cech, Bruce Back, sampai Thomas Tuchel.

Tapi kenapa baru sekarang? Apakah Todd Boehly dan kolega tidak mengecek dulu sebelum membeli Chelsea? Mengutip laporan Independent, pemilik baru sebetulnya telah menyadari potensi ketidakwajaran dalam “proses uji tuntas menyeluruh” sebelum membeli.

Problem Selain Nkunku

Walau bagaimana, Chelsea harus menghadapi investigasi kasusnya setelah dilaporkan oleh pemiliknya sendiri. Ini menjadi masalah baru setelah Chelsea juga harus menghadapi cederanya pemain seperti Christopher Nkunku yang baru saja dibeli. Rekrutan termahal itu dikabarkan mengalami cedera lutut dan akan absen sampai Desember 2023.

Di sisi lain, pemain seperti Enzo Fernandez juga sudah menyadari bahwa Chelsea memang sedang dalam fase serba sulit. Jadi ya, dinikmati saja apa yang terjadi pada Chelsea. Toh di tengah-tengah proses investigasi, Chelsea masih bisa disibukkan dengan belanja di bursa transfer.

Sumber: BBC, Independent, TheNews, talkSPORT, Football-London, ESPN, JawaPos

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *