Secara matematis, salah satu klub bersejarah asal Belanda, FC Groningen terdegradasi dari Eredivisie musim 2022/23. Kepastian itu diperoleh setelah Groningen hanya mampu meraih hasil imbang 1-1 kala bertandang ke markas Go Ahead Eagles beberapa pekan lalu.
Tambahan 1 poin ternyata tak cukup untuk menjaga asa Groningen bertahan di Eredivisie. Pasalnya, mereka terpaut 10 poin dari FC Emmen yang berada di posisi ke-15 dengan hanya tiga laga tersisa. Mereka pun harus turun divisi setelah 23 tahun bersaing di Eredivisie.
Perlu diingat, meski Groningen bukanlah klub besar yang langganan gelar di Belanda, mereka dikenal sebagai salah satu klub Eredivisie yang kerap melahirkan pemain-pemain top. Dan barangkali apabila tak menjual pemain-pemain tersebut, mereka tak akan terpuruk seperti sekarang. Kira-kira siapa saja mereka?
Virgil Van Dijk
Nama pertama adalah Virgil van Dijk. Ia mulai terkenal saat membela Southampton beberapa tahun lalu. Tapi, mungkin banyak yang belum tahu kalau pemain belakang Liverpool ini pernah berseragam Groningen awal tahun 2010-an
Van Dijk memulai perjalanan untuk menjadi bek tengah terbaik dunia di Groningen pada musim 2010/11. Di tahap awal, Van Dijk dikabarkan tak cocok dengan pelatih tim muda saat itu, Dick Lukkien. Mantan pelatih Groningen itu bahkan sempat menyebut kalau sang pemain tak suka dengan pendekatannya.
Tidak tumbuhnya rasa percaya diantara merekalah yang membuat perkembangan Van Dijk sedikit terhambat. Akhirnya, ia hanya bertahan dua musim saja di Groningen. Van Dijk mengumpulkan statistik 66 penampilan di semua kompetisi sebelum akhirnya direkrut oleh Celtic tahun 2013. Jika mau berdamai dan sedikit bersabar, mungkin Van Dijk akan jadi bek hebat yang membantu Groningen berjaya di Eredivisie.
Arjen Robben
Satu lagi pemain top asal Belanda yang pernah berseragam Groningen adalah Arjen Robben. Beda dengan Virgil van Dijk, pemain sayap yang sudah melanglang buana di berbagai liga top Eropa ini merupakan produk asli akademi Groningen. Ia sudah bergabung dengan klub asal Belanda itu sejak tahun 1996.
Ia memulai debutnya untuk Groningen saat berusia 16 tahun. Tak butuh waktu lama bagi Arjen Robben untuk menjadi bagian penting dari skuad utama Groningen. Berkat kecepatan dan skill olah bolanya, namanya langsung akrab di telinga publik Euroborg.
Mantan punggawa Timnas Belanda itu hanya bertahan dua musim di Groningen. Ia bergabung dengan PSV Eindhoven pada tahun 2002. Setelah menjajal beberapa kompetisi Eropa dan meraih sukses bersama Bayern Munchen, Robben sempat kembali ke Groningen dan mengakhiri karirnya pada tahun 2021 kemarin.
Ritsu Doan
Selanjutnya ada talenta asal Jepang, Ritsu Doan. Pemain yang menarik perhatian di ajang Piala Dunia 2022 kemarin pernah berseragam Groningen pada tahun 2017 hingga 2019. Groningen merupakan klub Eropa pertama Doan ketika memutuskan untuk hengkang dari Gamba Osaka.
Di musim pertamanya, ia mencatatkan sembilan gol dan empat assist dalam 29 pertandingan liga musim 2017/18. Statistik itu bahkan mengalahkan pencapaian Arjen Robben saat masih remaja di Groningen. Berkat catatan menarik itu, di tahun yang sama Ritsu Doan berhasil memenangkan gelar Asian Youth Player of the Year. Selama dua musim, Doan mencatatkan 66 pertandingan bersama Groningen.
Luis Suarez
Striker kawakan dari Uruguay, Luis Suarez juga pernah berseragam Groningen, lho. El Pistolero bergabung dengan Groningen dari Nacional pada tahun 2006 silam. Menariknya, tim scouting Groningen sempat berdebat saat menemukan bakat Suarez di Nacional. Beberapa staff ragu akan kemampuan Suarez yang bertubuh kecil. Tapi, karena tak mau kecolongan, mereka pun tetap membawanya ke Belanda.
Di usianya yang masih 19 tahun, Suarez sempat kesulitan untuk menyesuaikan diri di Groningen. Ia bahkan baru mencetak gol di pekan keenam Liga Belanda. Tak tanggung-tanggung, dua gol sekaligus diborong oleh Suarez ke gawang Vitesse musim 2006/07.
Di usianya yang masih muda, Suarez mengakhiri musim 2006/07 dengan torehan 15 gol di semua kompetisi. Catatan itu akhirnya menarik perhatian Ajax untuk merekrutnya. Suarez hanya bertahan semusim di Groningen dan makin menjadi-jadi bersama raksasa Belanda itu. Ia mencatatkan 111 gol hanya dari 159 pertandingan.
Dusan Tadic
Dusan Tadic jadi pemain bintang selanjutnya yang pernah membela Groningen. Bergabung pada tahun 2010, Tadic langsung moncer bersama klub asal Belanda tersebut. Tadic dikenal sebagai pemain sayap yang tajam namun kreatif. Ia bahkan mencatatkan 22 assist di musim 2010/11. Itu jadi yang terbaik ketiga di kompetisi Eropa setelah Mesut Ozil dan Lionel Messi.
Tadic barangkali jadi pemain yang paling dirindukan oleh publik Euroborg. Kontribusinya di lini depan tak ada yang menandingi. Berkat keberadaannya, musim 2010/2011 Groningen mampu bersaing di papan atas. Mereka bahkan finis di urutan kelima klasemen akhir Liga Belanda.
Namun sayang, ia hanya bertahan dua musim sebelum akhirnya bergabung dengan FC Twente tahun 2012. Bersama Twente, Tadic kian moncer. dua digit gol dan assist konsisten ia catatkan selama dua musim berturut-turut. Bayangkan jika Groningen menahan kepergian Tadic, mungkin Groningen bisa juara Eredivisie di musim-musim berikutnya.
Filip Kostic
Kemudian ada pahlawan Eintracht Frankfurt di Europa League musim 2021/22, Filip Kostic. Pemain kidal ini juga pernah berseragam Groningen pada tahun 2012 hingga 2014. Kostic bergabung dari Radnicki untuk menggantikan rekan senegaranya, Dusan Tadic yang hengkang ke FC Twente.
Kesamaan posisi dan gaya bermain dengan Tadic tak membuat Kostic langsung moncer bersama Groningen. Beberapa kesamaan itu justru membuat Kostic selalu dibanding-bandingkan dengan seniornya tersebut. Situasi itulah yang sempat membebani Kostic. Ia bahkan hanya menjadi penghangat bangku cadangan di musim perdananya.
Musim kedua barulah Kostic membuktikan diri. Kostic tak tergantikan di sisi kiri penyerangan Groningen. Kelincahan dan naluri menyerangnya yang tinggi membuat Groningen mampu bersaing di papan tengah. Kostic bahkan membawa Groningen finis di urutan ketujuh klasemen akhir Liga Belanda musim 2012/13.
Daley Blind
Punggawa Bayern Munchen, Daley Blind juga sempat main di Groningen. Beda dengan pemain-pemain lain di daftar kali ini, Blind hanya berstatus pemain pinjaman dari Ajax saat berseragam Groningen tahun 2010. Meski hanya setengah musim, waktu yang Blind habiskan di Euroborg menjadikannya sebagai pemain bertahan yang lebih matang.
Menariknya, Blind yang berposisi asli sebagai bek kiri dan dominan menggunakan kaki kiri justru lebih sering dimainkan sebagai bek kanan saat dipinjamkan ke Groningen. Meski demikian, situasi itulah yang membuat Blind jadi pemain serba bisa seperti sekarang. Jika masih bermain untuk Groningen, fleksibilitasnya pasti akan sangat berguna di lini belakang.
Hans Hateboer
Terakhir ada Hans Hateboer. Nama Hateboer dikenal oleh publik melalui penampilan apiknya bersama Atalanta. Ia berhasil membawa La Dea bersaing di papan atas Serie A dalam beberapa tahun terakhir. Namun, jauh sebelum terkenal seperti sekarang, Hateboer pernah menimba ilmu di Groningen lho.
Sama halnya dengan Robben, bek kanan asal Belanda ini merupakan produk asli akademi Groningen. Selama berseragam Groningen ia sebenarnya berposisi sebagai bek kanan. Namun, berkat kreativitas dan pergerakannya yang kerap membantu lini tengah, ia sesekali menjadi gelandang kanan dalam skema tiga bek. Ia telah mengemas 111 pertandingan di semua kompetisi bersama Groningen.
Sumber: Squawka, Planet Football, Transfermarkt, Goal, Libero