Berita Bola Terkini

Situs Berita Bola Terkini

Berhentilah Menghina Jack Grealish!

Pada awal April 2023, Manchester City menggasak Liverpool 4-1. Uniknya dari keempat gol yang masuk ke gawang Alisson berasal dari empat pemain yang berbeda. Salah satunya Jack Grealish. Usai membobol gawang Liverpool, Grealish menghampiri pelatihnya.

Ia memeluk Pep Guardiola. Pemandangan yang sentimentil itu sangat mengejutkan. Betapa kita semua tahu Grealish punya perangai yang agak menyebalkan. Ditambah ia selama ini dianggap pemain yang tidak sepadan dengan harganya.

Grealish dicibir, dihina, dipermalukan, dianggap sombong, dan segala sumpah serapah ada padanya. Namun, musim ini Grealish berubah. Punggawa Timnas Inggris ini bahkan disebut-sebut pemain paling berharga di Manchester City.

Grealish Dibeli dari Aston Villa 

Manchester City memboyong Jack Grealish dari Aston Villa pada 2021 lalu. Tak main-main, pemain dengan rambut sepintas mirip Henhen Herdiana itu diboyong ke Etihad dengan banderol 100 juta poundsterling atau kalau dikonversi ke kurs sekarang kurang lebih Rp1,8 triliun.

Nilai yang sangat fantastis untuk pemain yang “hanya” bermain di klub semenjana seperti Aston Villa. Adalah sebuah tanda tanya besar, mengapa Manchester City rela menghamburkan uang sebanyak itu untuk Grealish?

Betul, City bisa dengan mudah melepas triliunan uangnya. Namun, 100 juta cuma buat Jack Grealish? Yang benar saja! Akan tetapi, City dalam hal ini Pep Guardiola punya alasan pasti di balik pembelian Grealish yang super mahal itu.

Guardiola butuh pemain sepertinya untuk menjalankan formasi 4-3-3. Grealish diyakini punya bakat alami yang bisa membuat Manchester City mempertahankan bola selama 90 menit. Pemain dengan kaos kaki pendek tersebut memiliki kombinasi hebat antara volume passing dan efisiensi.

Grealish konstan membawa bola. Ia juga cepat dan pengumpan yang jitu. Singkatnya, Grealish cocok dengan sistem yang diterapkan Pep Guardiola. Ironis, tujuan pembelian itu justru tak terlihat sama sekali oleh siapa pun yang menggemari sepak bola efektif.

Dicibir, Grealish Mainnya Jelek!

Permainan Jack Grealish selama musim pertama di Manchester City sama sekali tidak efektif. Grealish mencoba untuk bermain sebagaimana ia bermain untuk Aston Villa. Namun, hal itu gagal tercapai. Grealish kerap terlalu lama memegang bola hingga acap kali kehilangan momentum.

Ia juga sering membuang bola. Selain itu, jumlah gol dan asisnya juga tak cepat bertambah. Sebagaimana laporan Football Insider pada 2022, pihak Manchester City disebut tidak senang dengan penampilan Grealish. Sikap dari klub itu bisa jadi merupakan representasi dari para penggemar yang sudah lebih dulu melihat gelagat buruk penampilan Grealish.

Grealish dicibir habis-habisan. Bahkan oleh yang sama sekali tidak menaruh minat pada Manchester City. Kritik juga datang dari pengamat sepak bola. Legenda Liverpool, Graeme Souness adalah salah satu yang intens mengkritik sang pemain.

Souness mengatakan, Grealish “bukan pemain hebat” dan ia tidak sesuai harganya. Kritik pun terus bermunculan. Bahkan nih, jika kamu mencermati di kolom komentar video Starting Eleven Story berjudul “Dulu Dicemooh Grealish, Almiron Kini Jadi Andalan Newcastle” tak sedikit yang meremehkan Grealish.

Namun, ya, kritik yang muncul itu cukup berdasar. Melihat statistik Grealish musim lalu bisa dianggap mengenaskan. Ia tampil di 39 laga bersama Manchester City musim lalu. Tapi hanya bisa mencetak enam gol dan empat asis.

Adaptasi yang Sulit di Manchester City

Bapuknya Grealish sempat memicu spekulasi bahwa ia akan segera angkat kaki dari Etihad. Namun, sekali lagi, Pep Guardiola ternyata masih sangat percaya dengan kemampuan individu pemain yang satu ini. Belum lama ini, dilansir 90 Minutes, Grealish juga mengakui penampilan buruknya di musim pertamanya berseragam The Citizens.

Ia mengaku kesulitan beradaptasi dengan Manchester City. Grealish awalnya mengira City dan Aston Villa sama saja. Namun kemudian ia menyadari bahwa itu jauh lebih sulit. Selama membela Aston Villa, Grealish sering diminta Dean Smith untuk menemukan titik lemah pertahanan lawan.

Sementara di Manchester City ia tak mengambil peran itu. Menurut Grealish, banyak lawan City justru bermain bertahan dan minim perlawanan sama sekali. “Saya sama sekali tidak menyangka, betapa sulitnya beradaptasi dengan tim dan manajer yang berbeda,” kata Grealish dikutip 90Min.

Meningkat di Musim Kedua

Di tengah badai kritik yang menghantamnya, Guardiola pasang badan untuk Grealish. Peraih sextuple bersejarah saat menukangi Barcelona itu tegas mengatakan, Grealish dibeli bukan untuk mencetak banyak gol. Dan itu terbukti pada musim 2022/23, atau musim kedua Grealish berseragam Manchester City.

City sudah punya Haaland, Grealish tak perlu repot menyumbang gol. Grealish pun mulai sanggup beradaptasi dengan filosofi sepak bola unik Guardiola. Musim ini, Pep menaruh Grealish di posisi sayap kiri. Posisi yang sebelumnya sering ditempati Phil Foden yang kini sering absen.

Menempati posisi itu, eksplosivitas Grealish benar-benar keluar. Ia makin berani melakukan dribbling dan menusuk ke area pertahanan lawan. Grealish berani mengambil resiko. Ia juga meningkatkan ambisi dan agresinya. Hal itu bikin Pep Guardiola selalu tersenyum padanya.

Musim ini Grealish memang belum banyak mencetak gol maupun asis. Baru lima gol dan sembilan asis dari 39 laga di seluruh kompetisi. Tapi menilai Grealish dari segi gol dan asis saja kurang relevan. Rekannya, Kevin de Bruyne saja mengakui keberadaan Grealish sangat penting untuk tim tanpa melihat statistiknya.

Terlepas dari Asis dan Gol

Grealish adalah pemain yang aktif menggiring bola. Giringan bolanya ini bisa memancing bek lawan yang berada di blok pertahanan rendah untuk keluar. Sehingga pemain seperti Erling Haaland maupun Julian Alvarez bisa pindah ke ruang yang diciptakannya.

Pemain yang satu ini bahkan memimpin rata-rata giringan per 90 menit di liga, dengan 24,7 kali. Jarak angkutnya atau daya jelajahnya juga yang terjauh dari semua pemain Manchester City.

Dalam satu pertandingan, Grealish menempuh rata-rata 323 meter. Sementara Rodri hanya 237 meter dan Bernardo Silva 235 meter. Ia juga menjadi orang kedua di Liga Inggris dengan giringan yang menghasilkan ruang buat rekannya. Nilainya 1,1 per 90 menit, hanya kalah dari pemain Spurs, Dejan Kulusevski dengan 1,3 per 90 menit.

Lagi, Grealish merupakan pemain kedua Premier League yang mencatatkan selisih tersedikit antara umpan yang dilepaskan dengan umpan sukses. Ia melakukan 88 persen umpan dan menyelesaikan 82 persennya. Itu artinya cuma berselisih 6 persen. Ia hanya kalah dari pemain Arsenal, Martin Odegaard yang selisihnya 6,1 persen.

Data-data itu diambil dari website klub yang mengacu pada Opta. Nah, salah satu permainan terbaik Grealish adalah di laga yang disebutkan di awal. Ia menjadi Man of The Match di laga itu. Penampilan impresifnya bahkan dipuji legenda Newcastle, Alan Shearer.

“Pemain terbaik di lapangan adalah Jack Grealish. Dia bermain dengan percaya diri, keyakinan, dan kemampuannya sendiri. Mereka (Liverpool) sama sekali tidak bisa menanganinya,” kata Alan Shearer dikutip Goal.

Pemain Paling Berharga Manchester City

Well, dengan penampilannya itu, Grealish layak menyandang status pemain berharga Manchester City. The Athletic berterus terang menulis, selain Haaland, Grealish adalah pemain paling berharga The Citizens. Bukan hanya karena harganya, melainkan juga pengaruh yang ia berikan.

Mengutip The Athletic, Manchester City punya persentase kemenangan tertinggi selama Grealish bermain, yaitu 77,8 persen musim ini. Hal itu berbanding terbalik ketika Grealish tidak bermain, di mana persentase kemenangan City di Liga Inggris hanya 33 persen.

Sampai sini, terang sudah. Bahwa mulai sekarang berhentilah menghina Jack Grealish! Biarlah nanti kalau mainnya buruk lagi saja.

Sumber: TheAthletic1, TheAthletic2, Goal, ManCity, OutLookIndia, EmpireTheKop, 90Min, TheTransferRoom, BitterandBlue

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *